Tiang Negara Kesatuan Republik Indonesia

Salah satu yang dapat mendorong terjadinya integrasi bangsa adalah ideologi. Yaitu serangkaian ide-ide yang saling berhubungan yang menetapkan tujuan-tujuan masyarakat dan memberikan berapa petunjuk bagaimana cara mencapai tujuan-tujuan itu. Ideologi haruslah dapat diterima apabila yang dimaksudkan untuk mempengaruhi orang-orang yang berpengaruh dan orang-orang yang duduk dalam birokrasi, dan apabila dimaksudkan untuk menyentuh fikiran dan hati masyarakat luas.

Ideologi bisa menentukan suatu musuh dari luar dan menerangkan bagaimana negaranya terancam dan apa yang yang harus dikerjakan oleh setiap orang untuk mempertahankan negaranya. Pemimpin politik yang bijaksana akan menggunakan ideologi dalam usahanya untuk mengusulkan suatu tujuan yang dapat diusahakan oleh semua orang untuk mengatasi pertentangan dan konflik. Partai politik akan mencoiba ideologi untuk menggerakkan pengikut-pengikutnya, memperoleh dukungan politik, mengalahkan lawan, dan mengarahkan usaha menuju tujuan-tujuan nasional. Karena itu ideologi bisa dimanfaatkan sebagai sarana menciptakan integrasi.

Secara umum, ideologi mungkin dapat diartikan sebagai suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam yang dipunyai dan  dipegang oleh masyarakat tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil, mengatur tingkah laku mereka bersama dalam berbagai segi kehidupan duniawi mereka. Akan tetapi, sebagaimana kita ketahui, dalam realitasnya suatu masyarakat mempunyai berbagai macam kelompok kepentingan yang dilahirkan oleh adanya perbedaan-perbedaan sosial, ekonomi, agama dan entah apa lagi. Masing-masing kelompok sosial ini biasanya mempunyai suatu pandangan atau sistem nilai tertentu yang mereka pegang sebagai landasan dalam usaha mereka untuk memajukan kepentingan-kepetingan mereka yang spesifik. Pandangan atau sistem nilai yang seperti ini mungkin dianggap sebagai subideologi. Dengan demikian, bilamana diteliti dengan cermat akan terlihat bahwa di dalam suatu ideologi tertentu tercermin kilasan sejumlah subideologi. Di sini ideologi tampak sebagai penjelmaan dari suatu hasil konsensus bersama dari berbagai kelompok atau golongan kepentingan.

Salah satu dimensi dari ideologi ialah pencerminan realitas yang hidup dalam masyarakat di mana ia muncul buat pertama kalinya, paling kurang realitas pada saat-sat kelahirannya itu. Dengan lain perkataan, ideologi merupakan gambaran tentang sejauhmana suatu masyarakat berhasil memahami dirinya sendiri. Kalau begitu, daya tahan suatu ideologi antara lain tergantung pada tinggi atau rendahnya kemampuan intelektual mereka yang melahirkannya dalam meneliti dan menganalisa masyarakatnya secara obyektif. Kalau kemampuan itu tinggi, maka ideologi yang lahir akan mempunyai relevansi yang kuat dengan jiwa dan kehidupan masyarakatnya, dan sebaliknya.

Dimensi lain dari ideologi ialah lukisan tentang kemampuannya memberikan harapan kepada berbagai kelompok, atau golongan yang ada dalam masyarakat untuk mempunyai kehidupan bersama secara lebih baik dan untuk membangun suatu masa depan yang lebih cerah. Dimensi dapat dikatakan sebagai idealisme dari sebuah ideologi, dalam hal ini, idealisme dapat dianggap sebagai motor penggerak yang membangkitkan harapan anggota-anggota masyarakat untuk hidup bersama dan bersatu, menggairahkan partaisipasi mereka ke dalam usaha-usaha bersama. Tinggi rendahnya kwalitas idealisme merupakan ukuran penting lain untuk melihat daya tahan ideologi.

Erat pula hubungannya dengan kedua dimensi di atas ialah dimensi ketiga dari ideologi. Dimensi ini mencerminkan kemampuan suatu ideologi dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakatnya. Mempengaruhi berarti ikut mewarnai proses perkembangan itu, sedangkan menyesuaikan diri berarti bahwa masyarakat berhasil menemukan interprestasi-intreprestasi baru terhadap realitas-terhadap realitas baru yang muncul dan mereka hadapi. Dengan demikian, nilai-nilai dasar itu, akan tampak selalu relevan ideologi itu tampaknya perlu mempunyai fleksibitas agar dapat melahirkan interprestasi-interprestasi baru rentang dirinya sesuai dengan perkembangan zaman.

Baca Selanjutnya…..

Satu pemikiran pada “Tiang Negara Kesatuan Republik Indonesia

  1. Idiologi negara kita kelihatannya salah belum mampu mengarahkan bangsa ini ke arah tang jelas semuanya menggantungkan kebenaran dari pihak luar termasuk agama saja masih impor

Tinggalkan komentar