Studi tentang Soekarno: Sebuah Catatan

Adalah sulit memungkiri Indonesia diantara para pemikir Indonesia modern, Soekarno adalah yang terpenting dan terbesar. Hal itu bukan saja disebabkan oleh kualitas pemikiran-pemikirannya yang orsinal dan brilian, tetapi juga karena pemikirannya itu berhasil menjangkau ke dalam masyarakat. Sebagai cendikiawan dia mengungkapkan buah pikirannya lewat pidato-pidato yang memukau khalayak ramai yang mendengarkannya. Di samping itu dipublikasi tulisan-tulisannya melalui berbagai media massa, seperti biasanya tulisannya terpengaruh gaya pidatonya yang penuh repetisi.

Sebenarnya dia bukan saja bertindak sebagai seorang pemikir belaka, tetapi ia dapat berlaku sebagai seorang politikus yang cerdik dan seorang orator yang kharimatis di depan masa pendengarnya. Untuk itu adalah merupakan suatu kesulitan besar untuk mempelajari Soekarno secara keseluruhan. Sehingga dalam mempelajari secara mendalam dimungkinkan hanya menfokuskan pada satu segi saja, tetapi justru disitulah mengakibatkan gambaran tentang Soekarno kurang tepat atau salah mengenai dirinya.

Sebelum dan sesudah Soekarno meninggal dunia, ada berpuluh-puluh buku tentang Soekarno yang dibahas secara ilmiah maupun popular. Tentu saja tulisan mengenai diri Soekarno ditulis dengan berbagai motivasi dan sudut pandang yang berbeda. Namun tulisan semacam itu sah dalam penulisan sejarah, ada beberapa tulisan yang menarik untuk dibahas dalam artikel ini.

Kebudayaan Jawa

Ketika Soekarno berada di kursi kepresidenan, Bernhard Dahm menulis menulis buku Soekarnos Kampft um Indonesiens Unabhanggigkeit (1965) yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul “Soekarno and the Struggle for Indonesian Independence.” Buku yang merupakan disertasi yang telah direvisi ini mencoba mempelajari dari segi proses sosialisasi politik serta perkembangan pemikiran di zaman sebelum kemerdekaan.

Kunci yang digunakan Bernhard Dahm untuk mempelajari Soekarno adalah dengan menggunakan konsep Mitologi Jawa, yaitu konsep kepercayaan masyarakat Jawa sebagaimana tercermin didalam cerita-cerita wayang, ide Ratu Adil dan Jayabaya. Tetapi sayangnya Bernhard Dahm telah menggunakan tulisan-tulisan Soekarno yang dapat digunakan untuk menyokong suatu pendekatan mitologi yang sudah terlebih dahulu dibangun Bernhard Dahm sendiri. Begitu kata Justus van der Kroef.

Selengkapnya…..

Tinggalkan komentar